Rabu, 08 Juni 2022

Anak Yang Kesulitan Belajar Matematika (Jenis Kesulitan Belajar) Dan Bagaimana Anak Belajar Matematika




ANAK YANG KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA (JENIS KESULITAN BELAJAR) DAN BAGAIMANA ANAK BELAJAR MATEMATIKA


Jenis Kesulitan Belajar Matematika pada Anak

 

Menurut    Dumont    kesulitan    belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:Pertama, disebabkan oleh ketidakmampuan  belajar  yang  terletak  dalam perkembangan kognitif anak sendiri dan kedua, kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor di luar anak atau masalah lain pada anak.

 

Carnine, Jitendra, dan Silbert (dalam Van Steenbrugge menyatakan bahwa individu yang mengalami   kesulitan   belajar   bukan   berarti memiliki   kekurangan   atau   gangguan   dalam intelektual    atau    kecerdasan,    namun    juga disebabkan karena hasil desain dari pembelajaran yang kurang efektif

 

Berdasarkan hasil    penelitian yang dilaksanakan    oleh    Shultoni menunjukkan bahwadi  antara  jenis-jenis  kesulitan  belajar matematika pada anak sebagai berikut:

  •       Rendahnya keterampilan dasar Matematika   yaitu   berkaitan   dengan kesalahan  membac soal,   memahami masalah, transformasi dan keterampilan proses penulisan jawaban.
  •       Terjadi kesalahan konsep yang meliputi kesalahan dalam menentukan teorema/rumus   dan          tidak   menuliskan teorema atau rumus.
  •   Kesalahan prosedural yaitu, ketidakmampuan memanipulasi langkah-langkah pengerjaan  Matematika,  dan  tidak  menggunakan penalaran kesimpulan dengan benar.
  •     Kesalahan  komputasi  yang  terdiri  dari kesalahan dalam memanipulasi operasi, dantidak      memeriksa hasil hitungannya kembali

Upaya     dalam     Mengatasi     Kesulitan Belajar Matematika pada Siswa

a. Melaksanakan   Diagnosis   Kesulitan Belajar pada Siswa

Di   antara   cara   yang   dapatdiambil sebagai  langkah  dalam  menangani  kesulitan belajar siswa pada pembelajaran Matematika   yaitu   dengan   mendiagnosis   terlebih dahulu    terhadap    kesulitan    belajar    siswa. Diagnosis   yang   dimaksudkan   penulis   yaitu kegiatan  memahami  kesulitan  belajar peserta didik.Hal  ini  perlu  dilakukan  karena  tidak semua   siswa   tidak   memiliki   kendala   atau permasalahan  yang  menghambat  tercapainya kompetensi  yang  harus  dicapai  siswa  dalam pembelajaran matematika. Hal ini karena adanya keterkaitan antara    satu    materi    dan    materi    lainnya. Contohnya   saja   siswa   tidak   bisa   diajarkan tentang   perkalian   dan   pembagian   sebelummereka menguasai konsep tentang penjumlahan  dan  pengurangan.  Contoh  lain misalnya  pembelajaran  tentang  materi  bangun ruang  akan  sulit  dikuasai  jika  siswa  belum memahami   konsep   bangun   datar   dan   lain sebagainya.     Karena     itulah     guru     dalam pembelajaran matematika perlu untuk mengetahui  letak  kesulitan  belajar  siswa.    Di antaranya guru melalukan tes guna mendiagnosis kesulitan tersebut dan memberikan  penyelesaian  masalah  atau  solusi terhadap permasalahan yang ada

 

Setelah kita pahami pengertian diagnosis, selanjutnya kita membahas mengenai kesulitan belajar.  Kesulitan  belajar  adalah  suatu  gejala yang Nampak pada peserta didik yang ditandai dengan  adanya  prestasi  belajar  yang  rendah atau  dibawah  norma  yang  telah  ditetapkan. Kesulitan  belajarmenunjukkan  adanya  suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan  prestasi  akademik  yang  dicapai  oleh peserta   didik   (prestasi   actual).   Blassic   dan Jones  juga  mengatakan  bahwa  peserta  didik yang    memiliki    intelegensi    normal,    tetapi menunjukkan  satu  atau  beberapa  kekurangan yang penting dalam proses belajar, baik dalam persepsi,   ingatan,   perhatian   ataupun   dalam fungsi motoriknya.

 

Jadi    kesulitan    belajar    yang    dialami peserta   didik   tidak   selalu   disebabkan   oleh intelejensi   atau   angka   kecerdasannya   yang rendah.  Kesulitan  atau  hambatan  belajar  yang dialami  oleh  peserta  didik  dapat  berasal  dari faktor  fisiologik,  psikologik,  instrument,  dan lingkungan  belajar.  Maka  dapat  disimpulkan bahwa  diagnosis  kesulitan  belajar  merupakan proses menentukan masalah atau ketidakmampuan  peserta  didik  dalambelajar dengan  meneliti  latar  belakang  penyebabnya dan   atau   dengan   cara   menganalisis   gejala-gejala  kesulitan  atau  hambatan  belajar  yang nampak.

 

b. Memberikan   Bimbingan   Pembelajaran Remidial Matematika.

Pelaksanaan pembelaaran remidial dirasa dapat   menjadi   solusi   dalam   membatu   anak mengatasi     kesulitan     belajar     matematika. Adapun prosedur    penyusunan    pengajaran remedial dalam menangani anak yang memiliki kesulitan  belajar  Matematika  adalah  sebagai berikut:

  1. Merumuskan  tujuan  pembelajaran  dari kompetensi  dan  prasyarat  yang  belum dikuasai siswa.
  2.  Membuat alat evaluasi.
  3. Menuliskan    topik-topik    yang    akan mendukung    pencapaian kompetensi dasar yang sudah dirumuskan.
  4. Untuk  kelas  berapa  atau  untuk  siapa pengajaran remedial itu.
  5. Memperkirakan waktu yang diperlukan.
  6.  Menentukan   alat   peraga,   permainan atau alat lainnya yang dipergunakan.

7)   Cara-cara   penyampaiannya   termasuk cara  baru  yang  diketemukan  sewaktu guru melaksanakan diagnostik kesulitan belajar.

  •       Menguraikan    langkah-langkah    yang paling baik untuk dilakukan.
  •     Membuat skenario pengajaran.

c. Menerapkan BDR dengan baik.

Belajar  dari  rumah  (BDR)  yang  harus diisi  dengan  kurikulum  yang  tepat  agar  tujuan pembelajaran Matematika dapat tercapai secara optimal.

d. Mengotimalkan penggunaan IT.

Penggunaan  sarana  media  berbasis  IT pada   pembelajaran   zaman   sekarang   tentu sangat   membantu   dalam mencapai   tujuan pendidikan  yang  efektif  dan  efisien. Di   sinilah   hendaknya pendidik    menyadari    bahwa    perkembangan teknologi    yang   semakin   canggih   menjadi sarana     penting     dalam     mencapai     tujuan pendidikan   yang   efektif   dan   efisien. Guru dituntut  untuk  mengembangkan  kemampuan dalam     menguasai     teknologi     dan     media pembelajaran.  Media  membuat  proses  belajar mengajar  lebih  efektif  dan  efisien  antar  guru dan   siswa.   Sehingga   media   dapat   berperan untuk   mengatasi   kebosanan   didalam   kelas. Didalam     pemilihan media guru     harus mengetahui kemampuanya  dalam  memahami media  yang  digunakan  dan  implementasinya dalam pembelajaran.

 

e. Pelaksanaan  Kurikulum  Ketahanan Diri

Sebagaimana   disampaikan   oleh   Bapak Zainal    Abidin,    S.    Pd    bahwa    pentingnya melaksanakan     kurikulum     ketahanan     diri terutama   pada   masa   pandemi   Covid   19.

  •      Ketahanan Sikap Spiritual

Ketahanan ini berpusat pada jiwa karena jikajiwa   sakit   maka   semua   akan   rusak. Misalnya   saja,   seorang   siswa   sehat   secara jasmani  namun  sakit  kejiwaannya  maka  ini akan    berakibat    buruk.    Inilah    di    antara pentingnya ketahanan sikap spiritual.

  •      Ketahanan Sikap Sosial

Ketahanan    ini    berpusat    pada    hati sebagamana  hadits  Nabi  Muhammad  SAW. Dalam hal ini, pendidikan didesain agar peserta  didik  memiliki  ketahanan  emosi.  Agar muncul sikap sosial maka anak diminta berbagi,misal hari ini anak ditugaskan untuk membuat dan   berbagi   pisang   goreng.   Hal   ini   akan membuat   anak   agar   memiliki   sikap   solial.

  •      Ketahanan Intelektual

Ketahanan    ini    berpusat    pada    otak. Pendidikan  diarahkan  agar  dapat  membangun  ketahanan      intelektual.   Ketahanan   tersebut berorientasi  pada  literasi.  Misal  suruh  anak membuat big  bookatau  meminta  membuat kumpulan   pantunn   pantun.   Membuat   anak gemar membaca dan lain sebagainya.

  • Ketahanan Psikomotorik (Tubuh)

Ketahana   ini   erat   kaitannya   dengan ketaatan   melaksanakan   protokol   Covid-19. Dalam  hal  ini  pendidikan  dalam  1  semester kedepan    mengarahkan    agar    anak    mampu menjaga  ketahanan  tubuh  atau  fisiknya.  Di antaranya adalah  dengan  mereka  memahami cara melaksanakan protokol kesehatan

Sebagai  pendidik  kita  perlu  mengingat bahwa   dunia   anak   adalah   dunia   bermain, berilah    tugas    yang    sifatnya    ada    unsur permainan.  Misal  disuruh  anak  membuat  bola dari   sampah   yang   ada   disekeliling   rumah, kemudian     diminta     untuk     bermain     bola menggunakan    bola    tersebut    dengan    tetap memperhatikan     protokol     kesehatan     yang ditetapkan pemrintah.

 


 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Batubara, H. H. (8 Juli 2020). Webinar Nasional Pendidikan Dasar UNISKA MAB Banarmasin.

Depdiknas. (Jakarta:2007). Tes Diagnostik, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Siviawati, E. (2 Agustus 2011). Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa di Tingkat Sekolah Dasar. Evi Siviawati, Pendekatan Matematika RealiDari: http://www.academia.edu/download/31506577/9-Evi_Soviawati-edit.pdf, d, No. 2.

Sulton, S. (Juni 2020). Membangun Pemahaman Konsep Dasar Matematika pada Anak Berkesulitan Belajar Matematika di MI. Primary:Jurnal Keilmuan dan Kependidikan Dasar, v. 12, n. 01, Dari: http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/primary/article,, p. 27-40.

 


0 komentar:

Posting Komentar